Hari Air Sedunia 2025: Rayakan Dan Jaga Sumber Air Kita

by Jhon Lennon 56 views

Hey guys! Tahukah kamu kalau Hari Air Sedunia 2025 sebentar lagi datang? Ya, setiap tanggal 22 Maret, dunia merayakan hari penting ini. Ini bukan sekadar tanggal di kalender, lho. Ini adalah pengingat buat kita semua betapa berharganya air dalam kehidupan. Air itu sumber kehidupan, tanpa air, nggak ada kehidupan di planet ini. Jadi, mari kita sama-sama paham lebih dalam tentang makna Hari Air Sedunia 2025 dan bagaimana kita bisa berkontribusi untuk menjaga kelestarian air. Artikel ini bakal bahas tuntas kenapa air itu super penting, apa aja tantangan yang dihadapi soal air di dunia, dan pastinya, gimana cara kita bisa jadi pahlawan air di kehidupan sehari-hari. Siap? Yuk, kita mulai petualangan kita menyelami dunia air!

Mengapa Air Begitu Vital Bagi Kehidupan?

Guys, kalau ngomongin air, kita nggak bisa main-main. Air itu bukan cuma sekadar minuman pelepas dahaga, tapi fondasi dari segala kehidupan di Bumi. Tubuh manusia sendiri, coba bayangin, sekitar 60% terdiri dari air. Gimana nggak penting coba? Air berperan krusial dalam setiap fungsi tubuh kita, mulai dari ngatur suhu badan, ngelancarin pencernaan, ngangkut nutrisi ke seluruh sel, sampai buang racun-racun dari tubuh. Tanpa air yang cukup, badan kita bisa dehidrasi, organ-organ penting bisa terganggu fungsinya, dan ujung-ujungnya, kesehatan kita bakal terancam. Tapi, nggak cuma buat manusia, lho. Bayangin aja ekosistem di planet ini. Lautan, sungai, danau, semuanya itu rumah bagi jutaan spesies makhluk hidup, dari ikan-ikan kecil sampai paus raksasa. Tumbuhan juga butuh air buat fotosintesis, proses mengubah sinar matahari jadi energi. Tanpa air, padang rumput bakal kering, hutan bakal gundul, dan rantai makanan bakal putus. Petani juga 100% bergantung sama air buat irigasi sawah mereka. Tanpa air yang cukup, nggak ada hasil panen, nggak ada makanan di meja makan kita. Jadi, udah kebayang kan betapa sentralnya peran air ini? Air adalah nyawa, air adalah sumber energi, air adalah segalanya. Kita hidup di planet biru ini karena ada air, dan keberlanjutan hidup kita sangat bergantung pada ketersediaan air bersih dan sehat. Maka, ketika kita bicara Hari Air Sedunia, kita sedang berbicara tentang menjaga sumber daya paling berharga yang kita punya. Ini bukan cuma soal seremoni tahunan, tapi soal kesadaran mendalam akan anugerah yang seringkali kita anggap remeh.

Peran Air dalam Ekosistem Global

Lanjut lagi nih, guys. Selain vital buat kita-kita ini, air juga punya peran super gede di ekosistem global. Coba deh pikirin, lautan itu menutupi lebih dari 70% permukaan bumi. Lautan bukan cuma rumah buat makhluk-makhluk laut yang keren-keren, tapi juga berperan penting dalam mengatur iklim dunia. Arus laut itu kayak conveyor belt raksasa yang ngangkut panas dari khatulistiwa ke kutub, dan sebaliknya, membantu menstabilkan suhu di seluruh planet. Kalau nggak ada ini, beberapa tempat bisa jadi super panas dan yang lain super dingin, kan nggak enak tuh. Terus, ada lagi yang namanya siklus air. Air menguap dari laut dan daratan, naik ke atmosfer jadi awan, terus turun lagi jadi hujan atau salju. Proses ini nggak cuma ngasih kita air tawar yang kita butuhin, tapi juga bantu membersihin udara. Sungai dan danau juga nggak kalah penting. Mereka jadi sumber air minum buat banyak kota, tempat irigasi buat pertanian, dan habitat buat berbagai jenis ikan dan hewan air lainnya. Rawa-rawa dan lahan basah itu kayak spons alami yang nyerap air hujan berlebih, mencegah banjir, dan nyaring polutan. Tapi sayangnya, guys, ekosistem air ini lagi banyak banget tantangannya. Perubahan iklim bikin pola hujan jadi nggak menentu, ada yang kekeringan parah, ada yang banjir bandang. Polusi dari industri dan sampah rumah tangga juga bikin air jadi kotor dan nggak layak pakai. Penggundulan hutan bikin tanah longsor dan sedimentasi di sungai, akhirnya sungai jadi dangkal dan gampang banjir. Kalau ekosistem air rusak, otomatis kehidupan di dalamnya juga terancam punah. Makanya, menjaga ekosistem air itu sama pentingnya dengan menjaga diri kita sendiri. Ini semua saling terhubung, guys. Apa yang terjadi di sungai kecil bisa berdampak ke lautan luas, dan perubahan iklim global bisa bikin kekeringan di daerah yang sebelumnya subur. Hari Air Sedunia 2025 ini jadi momentum yang pas banget buat kita lebih peduli sama isu-isu ini. Mari kita ingat, kelestarian ekosistem air adalah kunci kelangsungan hidup kita dan semua makhluk di Bumi ini.

Air dan Pembangunan Berkelanjutan

Guys, kalau ngomongin pembangunan berkelanjutan, air itu jadi salah satu pilar utamanya. Nggak ada pembangunan yang beneran berkelanjutan kalau nggak mikirin soal air. Kenapa gitu? Coba aja bayangin. Mau bangun pabrik? Butuh air buat operasionalnya. Mau bangun perumahan? Warganya butuh air bersih buat minum, mandi, masak. Mau ngembangin pertanian buat ketahanan pangan? Ya jelas butuh irigasi. Bahkan, sektor energi pun banyak yang bergantung sama air, misalnya pembangkit listrik tenaga air. Jadi, air itu kayak bahan bakar buat kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Tapi, masalahnya seringkali pembangunan malah jadi ancaman buat sumber air itu sendiri. Pembangunan yang nggak terencana dengan baik bisa bikin polusi air makin parah, misalnya dari limbah pabrik atau perkotaan yang dibuang langsung ke sungai. Penebangan hutan buat lahan pembangunan juga bikin daerah resapan air hilang, akhirnya air tanah berkurang dan sungai gampang kering. Konsumsi air yang berlebihan juga bisa bikin sumber air menipis, terutama di daerah yang sudah langka air. Nah, di sinilah konsep pembangunan berkelanjutan jadi penting banget. Artinya, kita bangun dan maju, tapi nggak ngerusak sumber daya buat generasi mendatang. Untuk urusan air, ini berarti kita harus kelola sumber air secara bijak. Prioritaskan penggunaan air yang efisien, sebisa mungkin pakai teknologi yang hemat air. Kurangi polusi dengan pengelolaan limbah yang baik. Lindungi daerah tangkapan air seperti hutan dan lahan basah. Terus, pastikan akses air bersih dan sanitasi yang layak buat semua orang. Ini penting banget, guys, karena kesehatan dan produktivitas masyarakat itu sangat dipengaruhi sama ketersediaan air. Kalau orang nggak punya akses air bersih, mereka gampang sakit, anak-anak nggak bisa sekolah karena harus cari air. Ini lingkaran setan yang harus kita putus. Hari Air Sedunia 2025 ini jadi pengingat lagi buat kita semua, dari pemerintah, pengusaha, sampai kita sebagai individu, untuk lebih serius mikirin soal air dalam setiap rencana pembangunan. Kita harus pastikan air itu tersedia, bersih, dan terkelola dengan baik, sekarang dan nanti. Jadi, pembangunan yang kita capai itu beneran bisa dinikmati semua orang, tanpa mengorbankan masa depan. Ingat ya, air itu aset berharga yang harus kita jaga demi pembangunan yang beneran berkelanjutan.

Tantangan Krisis Air Global

Guys, ini bagian yang agak serius nih. Meskipun air itu vital banget, sayangnya, dunia lagi ngadepin yang namanya krisis air global. Ini bukan masalah sepele, lho. Jutaan orang di seluruh dunia masih belum punya akses air bersih yang layak. Bayangin aja, setiap hari mereka harus jalan berkilo-kilometer cuma buat ngambil air, dan airnya pun belum tentu aman diminum. Ini bikin mereka gampang sakit, terutama anak-anak. Penyakit yang berhubungan sama air kotor, kayak diare dan tifus, masih jadi penyebab kematian nomor satu di banyak negara berkembang. Kenapa bisa sampai krisis gini? Banyak faktor, guys. Pertama, pertumbuhan populasi yang pesat. Makin banyak orang, makin banyak kebutuhan air buat minum, sanitasi, pertanian, dan industri. Kedua, perubahan iklim. Udah sering kita denger kan soal pemanasan global? Ini bikin pola cuaca jadi aneh. Ada daerah yang jadi super kering karena kekeringan panjang, ada yang banjir bandang karena hujan ekstrem. Sumber air tawar kayak sungai dan danau jadi terancam. Ketiga, polusi. Limbah industri, pertanian (pestisida, pupuk), dan sampah rumah tangga yang nggak dikelola dengan baik mencemari sumber-sumber air. Air yang tadinya bisa diminum jadi tercemar dan nggak aman. Keempat, pengelolaan sumber daya air yang buruk. Kadang, pemerintah atau pihak yang berwenang nggak punya rencana yang matang buat ngatur penggunaan air. Akibatnya, air jadi terbuang sia-sia atau dipakai nggak merata. Pembangunan yang nggak mikirin dampak lingkungan juga memperparah masalah ini. Terus, ada juga masalah ketidaksetaraan akses. Di banyak tempat, orang kaya atau industri besar bisa dengan mudah dapat air bersih, sementara masyarakat miskin atau terpencil malah kesulitan. Ini kan nggak adil banget, ya? Krisis air ini bukan cuma masalah kelangkaan air, tapi juga masalah keadilan sosial dan kesehatan masyarakat. Makanya, Hari Air Sedunia 2025 ini jadi momentum penting buat kita semua sadar akan masalah ini dan mulai bertindak. Kita nggak bisa cuma diam aja melihat jutaan orang menderita karena kekurangan air bersih. Tindakan nyata dari setiap individu, komunitas, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan besar ini. Kalau nggak, masa depan kita semua bisa terancam karena krisis air yang makin parah.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Ketersediaan Air

Guys, ngomongin krisis air global nggak bisa lepas dari dampak perubahan iklim. Ini nih, salah satu biang kerok utamanya. Kalian pasti udah sering denger kan soal pemanasan global? Nah, efeknya ke air itu luar biasa. Coba bayangin, suhu bumi yang makin panas bikin es di kutub dan puncak gunung mencair lebih cepat. Ini memang awalannya bikin volume air laut naik dan bisa jadi sumber air tawar sementara, tapi dalam jangka panjang, ini ngerusak ekosistem dan bikin daratan terendam. Yang lebih ngefek ke kita langsung adalah perubahan pola cuaca. Di beberapa daerah, hujan jadi makin jarang dan intensitasnya rendah, menyebabkan kekeringan parah. Sumur-sumur pada kering, sungai menyusut, dan lahan pertanian jadi tandus. Petani bisa gagal panen, masyarakat kekurangan air minum. Di sisi lain, di tempat lain malah terjadi banjir bandang yang lebih sering dan lebih dahsyat. Curah hujan ekstrem dalam waktu singkat bikin sungai meluap, merusak rumah, infrastruktur, dan mengancam nyawa. Siklus air alami jadi kacau balau. Penguapan air dari laut dan daratan meningkat karena suhu panas, tapi nggak otomatis berarti hujannya jadi merata. Kadang, uap air ini dibawa angin ke tempat lain dan nggak turun sebagai hujan di daerah yang membutuhkan. Akibatnya, ada daerah yang malah makin kering. Perubahan iklim juga memengaruhi kualitas air. Suhu air yang lebih hangat bisa memicu pertumbuhan alga berbahaya di danau dan sungai, yang bisa meracuni ikan dan mengganggu pasokan air minum. Curah hujan yang ekstrem juga bisa meningkatkan erosi tanah, membawa lebih banyak lumpur dan polutan ke sumber air. Jadi, intinya, perubahan iklim itu bikin ketersediaan air jadi nggak pasti dan nggak merata. Yang tadinya punya sumber air melimpah, bisa jadi langka. Yang tadinya aman dari banjir, bisa jadi langganan bencana. Ini ancaman serius buat kehidupan manusia, pertanian, dan ekosistem. Hari Air Sedunia 2025 ini jadi pengingat yang kuat buat kita untuk mengambil tindakan nyata mengatasi perubahan iklim, karena itu berarti kita juga sedang berjuang untuk ketersediaan air bersih di masa depan. Kita nggak bisa memisahkan isu air dan isu iklim, keduanya saling terkait erat.

Polusi Air: Ancaman Tersembunyi

Guys, selain kelangkaan dan perubahan iklim, ada lagi nih ancaman serius buat air kita, yaitu polusi. Ini kayak musuh dalam selimut, pelan-pelan tapi pasti ngerusak. Bayangin aja, air yang kita andalkan buat minum, masak, nyiram tanaman, ternyata udah tercemar. Ngeri kan? Sumber polusi air ini macem-macem banget. Dari industri, banyak pabrik yang buang limbahnya langsung ke sungai atau laut tanpa diolah dulu. Limbah ini bisa mengandung bahan kimia berbahaya, logam berat, atau zat beracun lainnya yang bisa ngerusak kehidupan akuatik dan berbahaya kalau terminum manusia. Terus, dari sektor pertanian. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan bisa meresap ke dalam tanah dan akhirnya mencemari air tanah atau terbawa aliran air ke sungai. Ini nggak cuma ngerusak ekosistem, tapi juga bisa masuk ke tubuh kita lewat makanan atau air minum. Nggak kalah parah, limbah rumah tangga juga jadi penyumbang polusi yang besar. Sampah plastik, sisa makanan, deterjen, sabun, dan kotoran dari toilet yang dibuang sembarangan ke saluran air atau sungai itu numpuk dan mencemari. Khususnya sampah plastik, itu jadi masalah global yang bikin laut dan sungai jadi lautan sampah. Ada juga polusi dari pertambangan yang bisa melepaskan zat berbahaya ke air, atau limbah medis dari rumah sakit. Akibatnya apa? Air jadi keruh, bau, nggak layak pakai. Ikan-ikan mati, terumbu karang rusak. Manusia yang minum air tercemar bisa kena berbagai penyakit serius, mulai dari gangguan pencernaan sampai kanker. Ekosistem air jadi rusak permanen. Nah, di Hari Air Sedunia 2025 ini, kita harus lebih sadar soal polusi ini. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mengolah sampah rumah tangga dengan benar, memilih produk yang ramah lingkungan, dan mendukung kebijakan yang lebih ketat soal pengelolaan limbah industri itu penting banget. Menjaga air dari polusi sama pentingnya dengan menjaga kesehatan diri kita sendiri. Jangan sampai kita baru sadar betapa berharganya air bersih setelah sumbernya sudah rusak parah.

Hari Air Sedunia 2025: Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Oke guys, setelah ngomongin pentingnya air dan tantangan krisis air global, sekarang saatnya kita bahas yang paling penting: apa yang bisa kita lakukan? Hari Air Sedunia 2025 ini bukan cuma buat dirayain doang, tapi buat jadi momentum aksi. Nggak perlu nunggu jadi pahlawan super kok, aksi kecil dari kita sehari-hari itu udah berdampak banget. Pertama, yang paling gampang dan paling penting adalah hemat air. Iya, hemat air! Gimana caranya? Matiin keran pas lagi sikat gigi atau nyabun. Mandi jangan kelamaan. Cek kalau ada keran yang bocor, segera perbaiki. Gunakan air bekas cuci beras atau sayuran buat nyiram tanaman. Nggak usah malu kalau dibilang pelit air, kita lagi nyelamatin masa depan lho! Kedua, jangan buang sampah sembarangan, apalagi ke sungai atau saluran air. Sampah itu musuh air. Kalau kita nggak mau air kita tercemar, ya jangan nyampah sembarangan. Kalau bisa, pilah sampahmu, daur ulang, atau kompos. Ketiga, kurangi penggunaan produk sekali pakai, terutama plastik. Botol minum, tas belanja, sedotan plastik, itu semua jadi sampah yang akhirnya bisa nyumbat sungai atau mencemari laut. Bawa botol minum sendiri, pakai tas belanja kain, itu udah keren banget. Keempat, edukasi diri dan orang lain. Baca-banyak soal isu air, share informasi penting ini ke teman, keluarga, atau di media sosial. Makin banyak orang sadar, makin besar potensi perubahan. Ajak orang-orang di sekitarmu buat peduli air. Kelima, dukung kebijakan yang pro-air. Kalau ada program pemerintah atau inisiatif komunitas yang bertujuan menjaga kelestarian air, dukunglah. Bisa dengan ikut serta, memberi masukan, atau sekadar jadi warga yang taat aturan soal air. Keenam, jaga kebersihan lingkungan sekitar. Bersihkan selokan di depan rumah, ikut kerja bakti membersihkan sungai atau pantai. Lingkungan yang bersih berarti sumber air yang lebih sehat. Ingat, guys, setiap tetes air itu berharga. Tindakan sekecil apa pun yang kita lakukan hari ini akan sangat berarti untuk ketersediaan air bersih di masa depan. Mari jadikan Hari Air Sedunia 2025 ini sebagai awal dari perubahan positif. Kita semua punya peran, dan kita semua bisa jadi bagian dari solusi. Yuk, jadi pahlawan air!

Tips Menghemat Air di Kehidupan Sehari-hari

Guys, ngomongin hemat air itu kayak ngomongin kebiasaan baik yang nggak pernah salah. Di Hari Air Sedunia 2025 ini, yuk kita bikin kebiasaan hemat air jadi level up! Nggak perlu repot-repot kok, banyak cara simpel yang bisa kita lakuin. Pertama, pas kamu lagi gosok gigi atau cuci muka, jangan lupa matiin keran airnya. Kebiasaan sepele ini bisa nghemat banyak air lho. Bayangin kalau setiap orang melakukannya, berapa liter air yang bisa diselamatkan? Kedua, soal mandi. Coba deh, bikin target durasi mandi. Nggak perlu sampai sejam main air kayak di iklan. Cukup 5-10 menit aja, yang penting bersih. Kalau pakai shower, usahakan jangan terlalu lama. Ketiga, kalau kamu punya wastafel atau bak mandi, coba deh tampung airnya sedikit buat hal lain. Air bekas cuci tangan atau cuci sayuran bisa banget buat menyiram tanaman. Air bekas bilasan terakhir pas nyuci baju juga masih bisa dipakai buat ngepel atau membersihkan halaman. Kreatif dikit lah ya! Keempat, cek keran dan pipa air di rumahmu secara rutin. Seringkali ada kebocoran kecil yang nggak kita sadari, tapi kalau dibiarin terus-terusan bisa nguras banyak air. Segera perbaiki kalau ada yang bocor. Kelima, pas cuci kendaraan, usahakan jangan pakai selang air yang menyala terus-terusan. Pakai ember dan lap. Lebih hemat dan hasilnya sama bersihnya kok. Keenam, kalau kamu punya mesin cuci, tunggu sampai muatan cucian penuh baru dicuci. Mencuci setengah-setengah itu buang-buang air dan energi. Ketujuh, pas siram tanaman, lakukan di pagi atau sore hari. Kenapa? Biar airnya nggak cepet nguap kena panas matahari. Dan yang paling penting, gunakan air secukupnya. Nggak perlu berlebihan. Kedelapan, kalau kamu mau minum, siapkan air minum di teko atau botol di kulkas. Daripada buang-buang air keran buat nunggu airnya dingin, kan mending langsung ambil yang sudah siap. Intinya, guys, hemat air itu soal kesadaran dan kebiasaan. Kalau kita udah terbiasa, ngelakuinnya jadi gampang banget. Dan ingat, air bersih itu sumber daya terbatas. Dengan menghemat, kita nggak cuma ngurangin tagihan air, tapi juga ikut berkontribusi menjaga kelestarian air buat generasi mendatang. Yuk, mulai dari sekarang!

Peran Komunitas dan Individu dalam Menjaga Sumber Air

Guys, ngomongin menjaga sumber air itu nggak bisa cuma mengandalkan pemerintah atau perusahaan besar aja. Peran komunitas dan individu itu penting banget, bahkan bisa dibilang jadi garda terdepan. Kenapa gitu? Karena kitalah yang paling dekat sama sumber air sehari-hari, kita yang paling tahu kondisi di lingkungan kita. Di tingkat komunitas, banyak banget hal positif yang bisa dilakuin. Misalnya, bikin kelompok peduli sungai yang rutin ngadain aksi bersih-bersih. Atau bikin program bank sampah yang nggak cuma ngumpulin sampah, tapi juga ngasih edukasi soal bahaya sampah plastik buat air. Komunitas juga bisa bikin sumur resapan bareng-bareng di daerah yang rawan kekeringan, atau bikin biopori buat bantu air meresap ke tanah. Kerja sama antar tetangga buat jaga kebersihan selokan juga udah termasuk kontribusi komunitas yang luar biasa. Terus, kalau di tingkat individu, nah ini yang paling fundamental. Kesadaran diri adalah kunci utama. Kalau kita udah sadar betapa berharganya air, otomatis kita bakal lebih hati-hati dalam menggunakannya dan lebih peduli sama kebersihannya. Mulai dari hal-hal kecil yang udah kita bahas tadi: hemat air di rumah, nggak buang sampah sembarangan, kurangi plastik. Tapi lebih dari itu, kita juga bisa jadi agen perubahan. Gimana caranya? Dengan memberi contoh yang baik ke orang lain. Kalau kita konsisten hemat air dan nggak nyampah, lama-lama orang di sekitar kita juga bakal terpengaruh. Kita juga bisa menyebarkan informasi. Kalau nemu berita bagus soal teknologi penghematan air atau kampanye peduli air, share dong di media sosial atau cerita ke teman-teman. Ajak mereka buat ikut peduli. Kalau kamu lihat ada praktik yang merusak sumber air di sekitarmu, jangan takut buat melaporkannya ke pihak berwenang atau RT/RW. Suara kita, sekecil apapun, bisa jadi penting. Terus, kalau ada kesempatan, ikut serta dalam kegiatan pelestarian lingkungan yang diadakan komunitas atau LSM. Jadi relawan, donatur, atau sekadar jadi peserta yang antusias. Ingat, guys, menjaga sumber air itu bukan cuma tugas satu dua orang, tapi tanggung jawab kita bersama. Hari Air Sedunia 2025 ini adalah panggilan buat kita semua. Mari kita manfaatkan momentum ini untuk menguatkan peran komunitas dan individu dalam menjaga anugerah air yang luar biasa ini. Setiap aksi positif kita berarti.

Kesimpulan: Air adalah Masa Depan Kita

Jadi, guys, kalau kita tarik benang merahnya, Hari Air Sedunia 2025 ini bukan cuma sekadar perayaan tahunan. Ini adalah panggilan serius buat kita semua untuk lebih menghargai dan menjaga sumber daya air yang kita punya. Kita udah bahas betapa vitalnya air buat kehidupan kita, mulai dari kebutuhan tubuh, kelangsungan ekosistem, sampai jadi motor penggerak pembangunan. Tapi di sisi lain, kita juga udah lihat betapa berbahayanya krisis air global yang disebabkan oleh perubahan iklim, polusi, dan pengelolaan yang buruk. Tantangan ini nyata, dan dampaknya bisa sangat mengerikan kalau kita nggak bertindak.

Namun, ada kabar baiknya, guys! Kita punya kekuatan untuk bikin perubahan. Dari hal-hal paling simpel kayak hemat air di rumah, nggak buang sampah sembarangan, sampai mengurangi penggunaan plastik. Semua itu kalau dilakukan bareng-bareng, efeknya luar biasa. Peran komunitas dan kesadaran individu itu kunci utama. Kita harus jadi agen perubahan di lingkungan masing-masing.

Ingat ya, air itu bukan komoditas yang bisa kita eksploitasi tanpa batas. Air adalah sumber kehidupan, air adalah masa depan kita. Menjaga kelestariannya berarti kita juga sedang menjaga kelangsungan hidup kita sendiri dan generasi yang akan datang. Jadi, mari kita jadikan Hari Air Sedunia 2025 ini sebagai titik awal. Mari kita berkomitmen untuk lebih bijak dalam menggunakan air, lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, dan lebih aktif dalam upaya pelestarian air. Setiap tetes yang kita hemat hari ini adalah jaminan air bersih untuk esok hari. Yuk, sama-sama jadi pahlawan air!